Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin
mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam
proses belajar mengajar. Para guru dituntut untuk mampu menggunakan alat bantu yang disediakan oleh sekolah yang
sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang
murah meskipun sederhana tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan
pengajaran yang diharapkan. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang
tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media
pembelajaran yang akan digunakannya apabila media yang diperlukan belum
tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup
tentang media pembelajaran, yang meliputi:
a. media sebagai alat komunikasi guna lebih
mengefektifkan proses belajar mengajar;
b. fungsi media dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan;
c. seluk beluk proses belajar;
d. hubungan antara metode mengajar dan media
pendidikan;
e. nilai atau manfaat media pendidikan dalam
pengajaran;
f. pemilihan dan penggunaan media pendidikan;
g. berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan;
h. media pendidikan dalam setiap mata pelajaran;
i. usaha iovasi dalam media pendidikan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media adalah
bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya
tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada
khususnya.
a. Pengertian Media
Kata media
berasal dari bahasa latin medius yang secara hafariah berarti ‘tengah’,
‘perantara’, atau ‘pengantar’. Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media
apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan
sekolah juga merupakan media.Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses
belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau
elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual
atau verbal.
Heinich,
et.al. (1982) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar
informasi antara sumber dan penerima. Jadi televisi, film, foto, radio, rekaman
audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah
media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang
bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu
disebut media pembelajaran. Latuheru (1993) memberi batasan media sebagai semua
bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar
ide, gagasan, atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang
dituju.
Acapkali kata
media pendidikan digunakan secara bergantian dengan alat bantu atau media komunikasi seperti yang
dikemukakan oleh Hamalik (1986) dimana dia melihat bahwa hubungan komunikasi
akan berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu
yang disebut media komunikasi. Sementara itu Gagne dan Briggs (1975) secara
implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik
digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri antara lain
buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar
bingkai), foto, gambar, grafik, televise, dan computer. Dengan kata lain media
adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi
instruksional di lingkungan siswa yang
dapat merangsang siswa untuk belajar.
b. Landasan Teoretis Penggunaan Media Pendidikaan
Pemerolehan
pengetahuan dan keterampilan, perubahan-perubahan sikap dan perilaku dapat
terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalam,an yang pernah
dialami sebelumnya. Menurut Bruner (1966) ada tiga tingkatan utama modus
belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman pictorial/gambar
(iconic) dan pengalaman abstrak (symbolic).
Levie and
Levie (1975) yang membaca kembali hasil-hasil penelitian tentang belajar
melalui stimulus gambar dan stimulus kata atau visual dan verbal menyimpulkan
bahwa stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk
tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan
menghubung-hubungkan fakta dan konsep. Dilain pihak, stimulus verbal memberi
hasil belajar yang lebih apabila pembelajaran itu melibatkan ingatan yang
berurut-urutan (sekuensial). Hal ini merupakan salah satu bukti dukungan atas
konsep dual coding hypothesis dari Paivio (1971). Konsep ini mengatakan bahwa
ada dua sistem ingatan manusia, satu untuk mengolah symbol-simbol verbal
kemudian menyimpannya dalam bentuk proposisi image, dan yang lainnya untuk
mengolah image non-verbal yang kemudian disimpan dalam bentuk proposisi verbal.
Belajar dengan
menggunakan indera ganda, pandang dan dengar, berdasarkan konsep di atas akan
memberikan keuntungan bagi siswa. Siswa akan belajar lebih banyak daripada jika
materi pelajaran disajikan hanya dengan stimulus dengar. Para ahli memiliki
pandangan yang searah mengenai hal itu. Perbandingan pemerolehan hasil belajar
melalui indera dengar sangat menonjol perbedaannya. Kurang lebih 90% hasil
belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang, dan hanya sekitar 5%
diperoleh melalui indera dengar dan 5% lagi dengan indera lainnya (Baugh dalam
Achsin, 1986). Sedangkan Dale (1969) memperkirakan bahwa pemerolehan hasil
belajar melalui indera pandang berkisar 75%, melalui indera dengar sekitar 13%,
dan melalui indera lainnya sekitar 12%.
Salah satu
gambaran yang paling banyak dijadikan acuan sebagai landasan teori penggunaan
media dalam proses belajar adalah Dale’s Cone of Experience (kerucut pengalaman
Dale. Kerucut ini merupakan elaborasi yang rinci dari konsep tiga tingkatan
pengalaman yang dikemukakan oleh Bruner. Hasil belajar seseorang diperoleh
mulai dari pengalaman langsung (kongkret), kenyataan yang ada di lingkungan
kehidupan sesorang, kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada
lambing-lambang verbal (abstrak). Semakin ke atas di puncak kerucut semakin
abstrak media penyampai pesan itu. Perlu dicatat bahwa urutan-urutan ini tidak
berarti proses belajar dan interaksi mengajar harus selalu dimulai dari
pengalaman langsung, tetapi dimulai dengan jenis pengalaman yang paling sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan kelompok siswa yang dihadapi dengan
mempertimbangkan situasi belajarnya.
Pengalaman
langsung akan memberikan kesan paling utuh dan paling bermakna mengenai
informasi dan gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu, oleh karena ia
melibatkan indera penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, dan peraba.
Ini dikenal dengan learning by doing.
c. Ciri-ciri Media Pendidikan
Gerlach and Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media
yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat
dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang efisien)
melakukannya.
1) Ciri Fiksatif (Fixative Property)
2) Ciri Manipulatif (Manipulative Property)
3) Ciri Distributif (Distributive Property)
d. Manfaat Penggunaan Media
Dale (1969)
mengemukakan bahwa bahan-bahan audio visual dapat memberikan banyak manfaat
asalkan guru berperan aktif dalam proses pembelajaran. Hubungan guru-siswa
tetap merupakan elemen paling penting dalam sistem pendidikan moderen saat ini.
Guru harus selalu hadir untuk menyajikan materi pelajaran dengan bantuan media
apa saja agar manfaat-manfaat berikut ini dapat terealisasi:
1) Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati
dalam kelas.
2) Membuahkan perubahan signifikan tingkah laku
siswa.
3) Menunjukkan hubungan antara mata pelajaran dan
kebutuhan dan minat siswa dengan meningkatnya motivasi belajar siswa.
4) Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman
belajar siswa.
5) Membuat hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai
kemampuan siswa.
6) Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata
pelajaran dengan jalan melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif yang
mengakibatkan meningkatnya hasil belajar .
7) Memberikan umpan balik yang diperlukan yang dapat
membantu siswa menemukan seberapa banyak telah mereka pelajari.
8) Melengkapi pengalaman yang kaya dengan pengalaman
itu konsep-konsep yang bermakna dapat dikembangkan.
9) Memperluas wawasan dan pengalaman siswa yang
mencerminkan pembelajaran nonverbalistik dan membuat generalisasi yang tepat.
10) Meyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan
pikiran yang siswa butuhkan jika mereka membangun struktur konsep dan sistem
gagasan yang bermakna.
Sujana dan Rivai (1992) mengemukakan manfaat media
pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:
1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa,
sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya
sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan
mencapai tujuan pembelajaran.
3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak
semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata olah guru, sehingga
siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar
pada setiap jam pelajaran.
4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan
belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain
seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
Dari uraian dan pendapat beberapa ahli di atas, dapat
disimpulkan beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di
dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:
1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian
pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan
hasil belajar.
2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan
mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar,
interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan
siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan
indera, ruang, dan waktu;
a. Objek atau benda yang terlalu besar untuk
ditampilkan langsung di ruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide,
realita, film, radio, atau model;
b. Objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak
tampak oleh indera dapat disajikandengan bantuan mikroskop, film, slide, atau
gambar;
c. Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau
terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video,
film, foto, slide disamping secara verbal;
d. Objek atau proses yang amat rumit seperti
peredaran darah dapat ditampilkan secara konkret melalui film, gambar, slide,
atau simulasi computer;
e. Kejadian atau percobaan yang dapat mebahayakan
dapat disimulasikan dengan media seperti computer, film, dan video;
f. Peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung
berapi atau proses yang dalam kenyataan memakan waktu lama seperti proses
kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan teknik-teknik rekaman
seperti time lapse untuk film, video, slide, atau simulasi computer.
4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan
pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta
memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan
lingkungannya misalnya melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau
kebun binatang.
e. Jenis-jenis Media
Pengelompokan
berbagai jenis media apabila dilihat dari segi perkembangan teknologi oleh
Seels and Glasgow (1990) dibagi dalam dua kategori luas, yaitu pilihan media
tradisional dan pilihan media teknologi mutakhir.
1) Pilihan Media Tradisional
a. Visual diam yang diproyeksikan
- proyeksi opaque (tak tembus pandang)
- proyeksi overhead
- slides
- filmstrips
b. Visual yang tidak diproyeksikan
- gambar, poster
- foto
- charts, garfik, diagram
- pameran, papan info, papan bulu
c. Audio
- rekaman piringan
- pita kaset, reel, catridge
d. Penyajian multimedia
- slide plus suara (tape)
- multi image
e. Visual dinamis yang diproyeksikan
- film
- televisi
- video
f. Cetak
- buku teks
- modul, teks terprogram
- workbook
- majalah ilmiah, berkala
- lembaran lepas (hand-out)
g. Permainan
- teka-teki
- simulasi
- permainan papan
h. Realia
- model
- specimen (contoh)
- manipulatif (peta, boneka)
2) Pilihan Media Teknologi Mutakhir
a. Media berbasis telekomunikasi
- telekonferen (teleconference)
- kuliah jarak jauh
b. Media berbasis mikroprosesor
- computer assisted instruction
- permainan computer
- sistem tutor intelijen
- interaktif
- hypermedia
- compact (video) disc
Materi PLPG 2012
Materi PLPG 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar